Wisata Religi dengan Mengunjungi Masjid Unik di Jakarta Utara

Marhaban ya Ramadan

Gimana puasanya? Semoga lancar terus yaa.....

Bulan suci Ramadan, bulan yang penuh berkah ini identik dengan ngabuburit. Kegiatan yang dilakukan setiap orang untuk menunggu waktu berbuka puasa pasti berbeda-beda. Ada yang memilih mengaji, masak untuk persiapan berbuka, baca buku, nonton TV, main media sosial, jalan-jalan dan ada juga yang masih sibuk kerja. Selain itu, ada cara seru lain untuk ngabuburit lho! Berwisata sambil ibadah, Wisata Religi bisa jadi alternatif lain untuk ngabuburit. Nah, hari minggu kemarin aku mengunjungi dua masjid unik di daerah Jakarta Utara. Mau tahu masjid apa aja?

Masjid Ramlie Musofa




Masjid Ramlie Musofa berlokasi di Jl. Danau Sunter Raya Selatan Blok I/10 No.12C-14A, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Masjid berdominasi warna putih yang diresmikan tahun 2016 ini dari luar saja sudah tampak megah, bentuknya mirip Taj Mahal di India dan terdapat ukiran Surat Al-Fatihah di sisi kanan-kiri tangga arah masuk masjid yang ditulis dalam dua bahasa yaitu Indonesia dan Mandarin yang bertujuan untuk memudahkan para mualaf Tionghoa yang datang ke Masjid ini. Haji Ramli Rasidin, selaku pemilik Masjid Ramlie Musofa memang seorang mualaf keturunan Aceh - Tionghoa. Sedangkan untuk nama masjid diambil dari singkatan nama keluarganya.


Pas sampai sana waktu Sholat Dzuhur. Untuk tempat wudhunya ada tempat duduk dan tata cara berwudhu. Setelah sholat, kita bisa ngaji di dalam masjid, sudah disediakan Al-Qur'an yang disusun rapi di rak. Bagi generasi milenial yang butuh colokan juga ada colokan di beberapa sudut tembok masjid.


Desainnya yang cantik juga menjadikan masjid ini memiliki spot yang bagus untuk foto.

Untuk tempat parkir sangat terbatas karena berhadapan langsung dengan jalan raya. Posisi masjid berdeketan dengan Danau Sunter, kita bisa foto dengan menyeberang jalan raya saja. Danaunya sudah bersih dan pemandangannya bagus.


Masjid Babah Alun




Pertama dengar, aku sudah tertarik dengan namanya. Babah biasanya digunakan untuk memanggil orang keturunan Cina - Jawa. Masjid ini dibangun di tanah wakaf dari seorang mualaf keturunan Tionghoa, M Yusuf Hamka dan nama masjid diambil dari nama kecilnya, Alun. Masjid Babah Alun berlokasi di bawah kolong tol daerah Tanjung Priok, tepatnya di Jl. Papanggo Gang 21 RT 001 RW 007, Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Dari lokasinya saja sudah unik, ditambah lagi dengan desain bergaya Tionghoa mirip seperti kelenteng, menjadikan masjid ini perpaduan antara Islam, Cina dan Indonesia.


Sampai sana mendekati waktu Sholat Ashar, kita bisa duduk sambil menikmati angin sepoi. Banyak warga dan orang yang datang mengunjungi masjid ini. Tempat wudhunya ada tempat duduk dan tata cara wudhu dengan dua bahasa (Indonesia dan Mandarin).

Kalau mau buka bersama di Masjid Babah Alun juga bisa. Dari spanduk yang aku baca, di masjid ini menyediakan takjil dan makanan untuk berbuka bersama.



Itu lah dua masjid yang aku kunjungi minggu kemarin. Kedua masjid tersebut memiliki keunikan tersendiri, bersih dan nyaman. Semoga tulisan ini bermanfaat, ya ^^

Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan :)



Komentar